Mengenal Asal-Usul, Sejarah, dan Doktrin Syiah

SPI Indonesia
2 min readAug 16, 2021

--

Bandung-Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Dr. Syamsuddin Arif memaparkan bahwa Syiah secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang berarti pendukung. Istilah itu berkembang lagi menjadi Syiah politik yang terbentuk ketika Ali bin Abi Thalib berperang melawan Mu’awiyah, dan Syiah ideologis yang merupakan salah satu ideologi sesat. Materi ini ia sampaikan pada pertemuan ke-14 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung yang bertemakan Sejarah dan Doktrin Syiah pada Rabu (11/08) lalu.

Syamsuddin menjelaskan bahwa Syi’ah ideologis adalah ajaran yang melebih-lebihkan kedudukan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Fatimah radhiyallahu ‘anhu, Hasan radhiyallahu ‘anhu, dan Husein radhiyallahu ‘anhu.

“Syiah membuat ajaran yang hanya berkisar kepada pengkultusan terhadap Ali (radhiyallahu ‘anhu) dan keturunannya. Pemahaman yang sesempit itu ibarat kalau mau mencintai Indonesia harus mencintai Soekarno dan keturunannya, kalau tidak berarti tidak cinta Indonesia”, ujar Syamsuddin.

Selain itu, Dosen Pascasarjana UNIDA Gontor ini menjelaskan silsilah dari dua belas imam yang dimuliakan oleh Syi’ah kepada seluruh peserta. Dari hasil pengamatannya, sebagian besar dari dua belas imam tersebut berasal dari garis keturunan Husein bin Ali. Sehingga, Syamsuddin menyebut Syi’ah sebagai ajaran yang berpusat pada Husein atau Husein-sentris.

“Mengapa Syi’ah ajaran yang Husein-sentris? Karena unsur Persia. Pada saat itu, Persia yang sangat kuat akhirnya bisa ditaklukkan dua kali oleh Islam. Pertama di masa Abu Bakar, kedua di masa Umar bin Khattab. Setelah itu, salah satu Putri Persia, Shahrbanu, dinikahkan dengan Husein bin Ali. Sekarang, makam Shahrbanu masih sering diziarahi. Syiah menyebutnya dengan sebutan ‘Bibi’ yang berarti perempuan yang disucikan”, terangnya. penulis buku

Penulis buku Bukan Sekadar Mazhab: Ortodoksi dan Heterodoksi Syi’ah tersebut juga menuturkan bahwa Syi’ah merupakan salah satu ideologi yang mengandung banyak kesesatan di dalamnya. Salah satu bentuk kesesatannya adalah dengan mengkafirkan para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam.

“Salah satu yang membuat Syi’ah itu sesat adalah mereka mengkafirkan sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam, terutama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Padahal, KH. Hasyim Musjadi pernah berkata, ‘Kalau Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu sampeyan anggap kafir, lah saya ini sampeyan anggap apa?”, ungkap Syamsuddin.

Hanif, salah seorang peserta SPI mengemukakan pendapatnya setelah mengikuti perkuliahan tersebut. “Bahaya ketersesatan itu begitu nyata. Ustadz menjelaskan kalau sebelum tahun 1500, sebetulnya banyak ulama ahlushshunnah, kemudian setelah tahun 1500 menjadi Syiah. Bahkan setingkat ulama pada masa itu pun tersesatkan. Ini menyadarkan bahwa kita sebagai hamba harus terus menerus menuntut ilmu, tak lupa untuk bermohon kepada Allah, semoga kita diistiqomahkan dalam jalan yang lurus”, tutupnya.

*Ditulis oleh: Fadhillah Pramadhan Anhar (Peserta Sekolah Pemikiran Islam Bandung Angkatan 7)

--

--

SPI Indonesia
SPI Indonesia

Written by SPI Indonesia

Sekolah Non-Formal yang fokus di bidang Pemikiran dan Peradaban Islam

No responses yet